Vitraya Ramunong
Edisi: 19 Feb / Tanggal : 2023-02-19 / Halaman : / Rubrik : BHS / Penulis :
SAAT mencari peraturan tentang perburuan di Jawa Barat, manajemen Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) menemukan peraturan perburuan pada masa kolonial. Uniknya, bahasa yang digunakan dalam peraturan itu bukan bahasa Belanda atau bahasa Melayu, melainkan bahasa Sunda. “Penggunaan bahasa Sunda ini menunjukkan bahwa aturan ini untuk pribumi, yang memang sudah punya tradisi berburu sejak dulu,” tutur Kang Echo, anggota Wanadri yang menjabat Manajer TBMK.
Saya pun terkesima melihat deret aturan perburuan berbahasa Sunda itu. Betapa pemerintah kolonial memperhatikan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Mereka paham bahwa penggunaan bahasa yang tepat bisa menyampaikan pesan secara efektif. Saat itu bahasa daerah menjadi lingua franca (bahasa pengantar, bahasa pergaulan) sehingga mereka memilih bahasa daerah untuk menyampaikan pesan, termasuk peraturan.
Penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar aturan atau anjuran juga dilakukan dua-tiga tahun lalu. Pada awal masa pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia melakukan hal yang sama. Pemerintah melakukan sosialisasi (cara) penanggulangan pandemi melalui berbagai bahasa daerah. Berbagai lembaga—formal dan nonformal—pun dilibatkan dalam penerjemahan pedoman berbahasa Indonesia ke bahasa…
Keywords: Bahasa, kolom bahasa, Covid-19, Bahasa Daerah, Bahasa Sunda, Lingua Franca, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…