Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2023 Pecahkan Rekor Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Selasa, 26 Maret 2024 18:47 WIB

Kerumunan orang di pantai saat bagian timur Australia mencapai hari terpanas dalam lebih dari dua tahun di tengah suhu yang naik hingga 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit), di Bondi Beach, Sydney, Australia, Maret 6, 2023. REUTERS/Jaimi Joy

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas dalam catatan mereka. Dengan demikian, rekor suhu pada tahun 2023 memecahkan rekor tahun terpanas sebelumnya yang dicatatkan tahun 2016.

Basis klaim tahun terpanas didapat dari anomali atau selisih suhu permukaan global di tahun tersebut dengan rata-rata suhu global pada era praindustri, yakni tahun 1850-1900. WMO mencatat bahwa selisih suhu permukaan global tahun 2023 lebih tinggi 1,45 derajat Celsius di atas rata-rata suhu era praindustri dengan margin ketidakpastian kurang lebih 0,12 derajat Celsius. 

Sumber: WMO

Sebelumnya, rekor suhu global terpanas dicatatkan tahun 2016 dengan selisih 1,29 derajat Celsius di atas rata-rata suhu era praindustri dengan margin ketidakpastian kurang lebih 0,12 derajat Celsius, serta tahun 2020 dengan 1,27 derajat Celsius lebih panas dibanding suhu era praindustri dengan margin ketidakpastian kurang lebih 0,13 derajat Celsius.

Temuan serupa juga diperoleh Pusat Informasi Lingkungan (NCEI) Amerika Serikat, meski menggunakan periode pembanding yang berbeda. Lembaga tersebut mencatat bahwa tahun 2023 lebih panas 1,19 derajat Celsius dibandingkan suhu rata-rata periode 1901-2000. Sebelumnya, selisih tertinggi dicatatkan tahun 2016 dan 2020, yakni masing-masing 1,03 derajat Celsius dan 1,01 derajat Celsius.

WMO menyebut peningkatan temperatur global diakibatkan konsentrasi emisi gas rumah kaca yang terus menumpuk di permukaan. Pergeseran fenomena iklim La Nina ke El Nino pada pertengahan tahun 2023 turut mendorong peningkatan suhu tahun lalu.