Tingkat Inflasi Maret 2022 Capai 0,68 Persen, Turut Disumbang Harga Minyak Goreng

Pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 90 kota menunjukkan bahwa inflasi pada Maret 2022 mencapai 0,66 persen. Angka itu meningkat sebesar 0,68 persen dari tingkat inflasi di bulan sebelumnya.

“Tertinggi sejak Mei 2019, di mana saat itu terjadi inflasi sebesar 0,68 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono pada 1 April lalu. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun, dibandingkan dengan Maret 2021, adalah 2,64 persen.

Menurut Margo, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang andil terbesar pada peningkatan inflasi di bulan lalu, yakni sebesar 0,38 persen. Tiga besar komoditas kelompok ini yang mengalami lonjakan di bulan lalu adalah cabai merah, telur ayam ras, dan minyak goreng.

Cabai merah memberikan andil sebesar 0,10 persen terhadap inflasi bulan lalu akibat suplai yang terbatas. Kondisi ini disebabkan pergeseran musim.

“Di mana harusnya bulan Maret ini sudah kemarau, tapi masih ada hujan,” kata Margo.

Sedangkan telur ayam ras memberikan andil terhadap inflasi bulan lalu sebesar 0,04 persen. “Informasi di lapangan karena biaya pakan ternak mengalami kenaikan sehingga telur ayam ras harganya juga mengalami peningkatan,” ujar Margo.

Sama seperti telur ayam ras, minyak goreng juga menyumbang andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen. Kenaikan harga minyak goreng bulan lalu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06 Tahun 2022 terkait Penetapan Harga Eceran Tertinggi. 

“Sehingga harga diserahkan ke mekanisme pasar dan itu menunjukkan kenaikan harga di bulan Maret 2022 dibanding Februari 2022,” kata Margo.