Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negara-negara Afrika Pimpin Tingkat Konsumsi Terbanyak Energi Terbarukan

Jumat, 6 Januari 2023 17:55 WIB

Berdasarkan publikasi berjudul Energy Statistics Pocketbook 2022 yang dirilis Departemen Urusan Sosial dan Ekonomi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Afrika memiliki tingkat konsumsi tertinggi energi terbarukan dibanding kawasan lainnya pada 2022. Hal ini tampak pada visualisasi di atas, di mana wilayah sebagian negara-negara Afrika ditandai dengan warna hijau yang semakin gelap, yang menandakan tingkat konsumsi energi hijau yang semakin tinggi.

Bahkan empat negara—Republik Demokratik Kongo, Somalia, Afrika Tengah, dan Liberia—memiliki tingkat konsumsi energi terbarukan hingga di atas 90 persen. Catatan itu mengalahkan negara-negara maju yang tingkat konsumsinya tergolong masih rendah, seperti Amerika Serikat (9,9 persen), Inggris (12,2 persen), Jerman (17,2 persen), dan Jepang (7,9 persen).

Islandia, Norwegia, dan Swedia menjadi tiga negara tergolong maju—menurut International Monetary Fund (IMF)—yang mencatatkan tingkat konsumsi energi hijau di atas 50 persen. Ini sekaligus mematahkan asumsi bahwa penggunaan energi terbarukan yang tinggi berkorelasi dengan konsumsi listrik per kapita yang rendah. Bahkan laporan tersebut menempatkan Islandia dan Norwegia sebagai negara dengan konsumsi listrik per kapita terbesar, masing-masing 53.760,5 kWh per jiwa dan 21.496 kWh per jiwa.

Sedangkan Indonesia mencatatkan tingkat konsumsi energi hijau sebesar 28,3 persen dari total konsumsi energi tahun lalu. Angka itu menempatkan Indonesia di peringkat ke-80 dari 225 negara.

Penggunaan energi terbarukan menjadi salah satu solusi untuk mencegah kenaikan suhu Bumi yang drastis. Pada Konferensi Perubahan Iklim PBB 2021 atau Conference of Party 26 (COP26), negara-negara peserta telah menyepakati klausul, salah satunya terkait pengurangan bertahap (phase down) kegiatan pembangkit listrik bertenaga batu bara, yang menghasilkan gas beracun berkontribusi paling banyak terhadap perubahan iklim.