Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Temuan Kemendikbudristek Tahun 2021, Korban Perundungan Terbanyak adalah Siswa Laki-laki

Rabu, 21 Februari 2024 15:03 WIB

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)

Kasus perundungan (bullying) yang diduga melibatkan anak pesohor terjadi di SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan. Pada kasus ini, para pelaku tergabung dalam kelompok bernama Geng Tai, dan melakukan perundungan di sebuah warung di dekat sekolah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia 2022 menemukan bahwa persentase siswa laki-laki yang mengalami perundungan atau bullying di sekolah pada 2021 lebih tinggi dibanding siswa perempuan di semua level pendidikan seperti tampak pada visualisasi di bawah.

Visualisasi di atas menunjukkan bahwa pada siswa laki-laki, korban bullying terbanyak adalah mereka yang duduk di kelas dua sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat, disusul kelas lima sekolah dasar (SD) atau sederajat. Sedangkan persentase tertinggi korban perundungan siswa perempuan menunjukkan tren sebaliknya. Jika dilihat berdasarkan total, maka secara umum korban perundungan terbanyak ditemukan pada siswa kelas lima SD, disusul kelas dua SMP atau kelas delapan.

Kemudian di tahun 2022, Kemendikbudristek menemukan bahwa siswa korban perundungan meningkat pada seluruh level pendidikan dibanding tahun 2021. Korban bullying terbanyak ditemukan pada siswa kelas delapan. Tidak ada detail korban berdasarkan jenis kelamin dalam temuan Kemendikbudristek di tahun tersebut.

Masalah perundungan atau bullying menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar anak di sekolah. Jumlah bullying yang menurun menjadi salah satu tanda kualitas pendidikan yang membaik. Kualitas pendidikan merupakan tujuan keempat dari 17 tujuan yang tercantum dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).