Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gaya Hidup yang Dapat Meminimalisir Risiko Kematian

Kamis, 29 Februari 2024 18:58 WIB

Sejumlah peserta berlari meninggalkan garis start dalam ajang Pertamina Eco RunFest 2023 di Istora Senayan, kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu, 26 November 2023. Acara yang diikuti sekitar 10 ribu peserta di kategori 1,5K, 5K, 10K, dan half marathon 21K tersebut bertujuan mengampanyekan gaya hidup sehat, berkelanjutan, serta lebih peduli terhadap lingkungan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Gaya hidup dan kebiasaan menentukan kesehatan dan harapan hidup individu berdasarkan hasil studi yang terbit di jurnal The American Journal of Clinical Nutrition edisi Januari 2024. Penelitian tersebut melibatkan hampir satu juta veteran tentara Amerika Serikat berusia 40-99 tahun pada tahun 2011 hingga 2019.

Tim peneliti melakukan riset tren kematian pada 719.147 veteran dan gaya hidup pada 276.132 veteran. Setelah disesuaikan dengan tujuh variabel, seperti yang tertera pada keterangan grafik di bawah, kebiasaan aktif bergerak menjadi gaya hidup yang paling berperan besar mengurangi risiko kematian pada individu, yakni sebesar 46 persen. Kemudian disusul bebas penyalahgunaan zat opium sebesar 38 persen, dan tidak pernah merokok sebesar 30 persen.

Tim peneliti menggunakan acuan Kementerian Kesehatan AS untuk indikator kebiasaan aktif bergerak, yakni 150 menit olahraga sedang atau 75 menit olahraga berat per minggu. Mengutip situs Mayo Clinic, olahraga sedang dapat meliputi jalan cepat, bersepeda, berenang santai, atau memotong rumput. Sedangkan olahraga berat mencakup lari, berenang dengan intensitas tinggi, pekerjaan kasar di lapangan, atau menari aerobik.

Kemudian, tim peneliti juga melihat pengaruh jumlah kebiasaan rendah risiko yang diadaptasi para veteran terhadap bahaya kematian yang mereka hadapi. Hasilnya, apabila para veteran mengadopsi semua kebiasaan yang disebut di atas, mereka dapat mengurangi risiko kematian hingga 87 persen. Sedangkan mereka yang hanya mengadopsi satu jenis kebiasaan saja hanya dapat mengurangi risiko kematian sebesar 26 persen.

Berdasarkan proporsi terhadap populasi, rata-rata risiko kematian apabila tidak mengadopsi delapan kebiasaan tersebut mencapai 64,4 persen. Tiga kebiasaan yang paling berpengaruh untuk mengurangi risiko kematian adalah aktif bergerak, tidak pernah merokok, serta konsumsi pangan sehat dominan nabati.

Bahaya kematian yang berkurang tentu memperpanjang harapan hidup para subjek penelitian. Tim peneliti memprediksi bahwa veteran laki-laki berusia 40 tahun yang mengadopsi delapan kebiasaan rendah risiko tersebut memiliki harapan hidup 24 tahun lebih panjang dibanding mereka yang tidak melakukan sama sekali, sedangkan untuk veteran perempuan sebanyak 20,5 tahun.