Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebijakan Makan Gratis di Sekolah di Seluruh Dunia

Jumat, 8 Maret 2024 19:19 WIB

Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming tercatat unggul di hitung cepat Pemilihan Presiden 2024 oleh berbagai lembaga survei. Meski hitung resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum usai, namun program unggulan mereka, makan siang gratis, telah dibahas dalam rapat kabinet Presiden Joko Widodo pada 26 Februari 2024. Makan siang gratis, dalam riset Global Child Nutrition Foundation (GCNF), merupakan bagian dari program makan gratis bagi pelajar (school meals atau school feeding) yang telah berjalan di berbagai negara.

Riset yang dilakukan GCNF pada 2019 dan 2021 pada 155 negara menunjukkan bahwa ada tujuh tipe program makan gratis di sekolah di seluruh dunia. Yakni pemberian sarapan, makan siang, camilan (snack), makan malam, makanan dibawa pulang (take-home rations), dan lainnya. 

Makan siang gratis menjadi bentuk program paling banyak diterapkan di seluruh dunia, seperti tampak pada peta interaktif di atas. Setelah menelusuri laporan tahunan terbaru setiap negara yang tersedia di database GCNF, Tempo mendapatkan jumlah 93 negara yang tercatat mengadakan program makan siang gratis bagi pelajar, baik disubsidi negara sepenuhnya atau sebagian. 

Kemudian program makanan dibawa pulang diterapkan di 60 negara, sarapan gratis di 50 negara, camilan gratis di 47 negara, makan malam gratis di 16 negara, dan kategori lainnya di 8 negara. Banyak negara yang memiliki kebijakan school meals menerapkan lebih dari satu tipe pemberian makan gratis.

Setiap negara juga memiliki perbedaan metode pembiayaan program tersebut. Ada yang sepenuhnya ditanggung pemerintah pusat atau daerah, ada pula yang dibiayai sebagian oleh orang tua atau wali murid, dan ada pula yang sepenuhnya atau sebagian disumbang oleh lembaga donor—seperti di negara-negara berpendapatan rendah. Selain itu, terdapat pula perbedaan sasaran kebijakan makan gratis. Negara-negara seperti Swedia, Finlandia, dan India menerapkan kebijakan makan gratis bagi seluruh kalangan pelajar, sedangkan negara-negara lain hanya menargetkan pelajar dari kalangan kurang beruntung.

Indonesia sebenarnya telah memiliki kebijakan pemberian makan gratis bagi pelajar, dengan sasaran penerima dari kalangan tertentu. Program tersebut adalah adalah Program Gizi Anak Sekolah (ProGAS) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak 2016.

Dikutip dari laman Kemendikbud, ProGAS merupakan pemberian asupan makanan berupa sarapan kepada siswa sekolah dasar di wilayah dengan tingkat stunting tinggi dan terindikasi mengalami defisit asupan gizi, protein dan memiliki kebiasaan makan kurang dari tiga kali sehari. Target lain adalah siswa yang tidak sarapan sebelum berangkat sekolah dan tinggal di wilayah rawan pangan.