Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keamanan dan Inklusivitas bagi Perempuan di Berbagai Negara

Selasa, 12 Maret 2024 15:14 WIB

Seorang wanita memegang dua pisau dengan darah palsu dan bunga dalam demonstrasi memperingati Hari Perempuan Internasional, di La Paz, Bolivia 8 Maret 2024. REUTERS/Claudia Morales

Setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret. Meski telah berlangsung lebih dari seabad, namun tidak semua perempuan di seluruh dunia telah mendapatkan rasa aman atau hak-hak kesetaraan gender. 

Di India, turis berkebangsaan Spanyol-Brasil diperkosa oleh tujuh orang saat sedang berkemah di negara bagian Jharkhand di India timur pada Jumat,1 Maret 2024. Biro Catatan Kejahatan Nasional India mencatat 31.516 kasus pemerkosaan pada tahun 2022, yang berarti rata-rata hampir 90 kasus pemerkosaan terjadi setiap harinya atau satu perempuan diperkosa setiap 18 menit.

Indeks Keamanan dan Perdamaian Perempuan 2023 yang dirilis Georgetown University’s Institute for Women, Peace & Security, menempatkan India di ranking 122 dari 177 negara yang diteliti, atau masuk dalam kuintil keempat, satu level di atas kuintil terendah. India memperoleh skor 0,595 pada indeks ini, yang menggunakan angka 0 sebagai nilai terendah dan angka 1 sebagai nilai terbaik.

India memperoleh nilai 58,0 untuk persepsi keamanan di tengah masyarakat (community safety), yang masuk dalam dimensi keamanan. Angka tersebut didapat dari riset Gallup Poll yang menanyakan kepada perempuan di seluruh dunia tentang seberapa aman mereka berjalan sendiri pada malam hari di kota atau wilayah mereka tinggal. Berdasarkan riset tersebut, Kuwait menjadi negara paling aman bagi perempuan dengan skor 96,0.

Selain rasa aman, dimensi keamanan juga mengukur kekerasan oleh pasangan, kekerasan politik yang menargetkan perempuan, dan jumlah perempuan yang tinggal di dekat konflik bersenjata. Indeks ini juga mengukur dimensi lain seperti inklusivitas dan hukum. Inklusivitas mencakup capaian perempuan di bidang pendidikan, pekerjaan, dan keterwakilan di parlemen, serta akses terhadap telepon seluler dan layanan keuangan. Dimensi hukum terdiri dari ketiadaan diskriminasi hukum terhadap perempuan, akses terhadap hukum, tingkat kematian ibu melahirkan, dan tingkat bias yang berpihak pada anak laki-laki. 

Secara umum, indeks ini menempatkan negara-negara maju atau berpendapatan tinggi sebagai negara paling aman dan inklusif bagi perempuan. Sebaliknya, negara-negara berpendapatan menengah ke bawah atau rendah cenderung tidak aman bagi kaum perempuan, terutama negara-negara yang dilanda konflik bersenjata.