Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Varian Omicron Mendominasi Hasil Analisis Sekuens di 80 Negara

Jumat, 21 Januari 2022 20:04 WIB

Pembaruan database Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) per 21 Januari 2022 pukul 14.00 WIB mencatat bahwa kini sudah ada 119 negara yang telah mengirimkan hasil sekuens terhadap virus SARS-CoV-2 varian Omicron. 

Dari data terbaru itu, Inggris sejauh ini masih menjadi negara dengan pengirim sampel genom Omicron terbanyak, yakni sebanyak 202.185 sampel. Peringkat selanjutnya ditempati Amerika Serikat sebanyak 145.775 sampel, dan Denmark sebesar 29.116 sampel. 

Sedangkan Indonesia sejauh ini telah mengirimkan 1.170 hasil sekuens varian Omicron ke database GISAID. Hingga hari ini, Kementerian Kesehatan telah melaporkan ada 1.078 kasus Omicron di Indonesia.

Varian Omicron pun kini mendominasi jumlah hasil whole genome sequencing (WGS) terhadap virus penyebab penyakit Covid-19 itu. GISAID mencatat bahwa dominasi varian Omicron ada di 80 negara pengirim hasil sekuens.

Di Inggris misalnya, 96,7 persen hasil sekuens terhadap virus SARS-CoV-2 yang dikirim ke GISAID dalam empat minggu terakhir merupakan varian Omicron. Sedangkan di Indonesia, rasio perbandingan varian Omicron terhadap seluruh hasil sekuens yang dikirim ke GISAID dalam empat minggu terakhir mencapai 72 persen.

Meski varian Omicron kini menimbulkan gelombang Covid-19 baru di sejumlah negara, perlu diketahui bahwa rasio ini tidak menggambarkan secara utuh sebaran varian di suatu negara. Ini karena kemampuan suatu negara mendeteksi varian melalui WGS bisa saja terbatas, tercermin dari ketimpangan jumlah hasil sekuens yang dikirim ke GISAID.

Selain itu, sangat mungkin terjadi ketimpangan gambaran sebaran varian di suatu wilayah. Hal ini karena varian yang baru ditemukan atau saat ini dipantau aktif lebih diprioritaskan untuk menjalani proses WGS dibanding varian lain.