Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPS: Nilai Ekspor Indonesia pada Januari 2022 Sebesar US$ 19,16 M

Selasa, 15 Februari 2022 19:40 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Januari 2022 mencapai US$ 19,16 miliar.

“Naik sekitar 25,31 persen dibandingkan dengan Januari 2021,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers, Selasa, 15 Februari 2022. Untuk diketahui, nilai ekspor Indonesia pada Januari 2021 adalah sebesar US$ 15,29 miliar.

Jika dibandingkan secara bulanan (month-to-month) dengan Desember 2021, maka nilai ekspor Indonesia menurun 14,29 persen.  “Lebih dikarenakan pola musiman,” kata Setianto.

Pola musiman yang dimaksud Setianto adalah tren nilai ekspor cenderung menurun pada awal tahun dibanding akhir tahun sebelumnya. Hal itu terlihat pada grafik di atas. Nilai ekspor pada Januari 2021 adalah US$ 15,29 miliar, menurun dari US$ 16,54 miliar di Desember 2020.

Ekspor nonmigas lagi-lagi menyumbang nilai terbesar pada ekspor Indonesia di Januari 2022, yakni US$ 18,26 miliar di Januari 2022, atau 95,30 persen. Proporsinya naik dari 95,11 persen di Desember 2021. Namun, secara nominal menurun, karena di bulan itu nilai ekspor nonmigas mencapai US$ 21,28 miliar. 

Bila dibandingkan dengan Januari 2021, maka proporsi ekspor nonmigas di Januari 2022 juga alami peningkatan. Pada Januari 2021, nilai ekspor nonmigas sebesar US$ 14,41 miliar atau 94,24 persen dari total nilai ekspor.

Sektor industri tetap menjadi penyumbang terbesar nilai ekspor Indonesia pada Januari 2022, yakni 82 persen dari total ekspor. Untuk tren fluktuasi nilai komoditas nonmigas, kategori bijih logam, terak, dan abu mengalami peningkatan terbesar di bulan itu, yakni naik US$ 379 juta. Sedangkan bahan bakar mineral kembali mengalami penurunan nilai ekspor nonmigas tertinggi, yakni sekitar US$ 2 miliar.