Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tingkat Kemiskinan Naik, Bagaimana dengan Ketimpangan?

Kamis, 19 Januari 2023 20:14 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa rasio gini Indonesia pada September 2022 bernilai 0,381. Angka ini menurun dari 0,384 di Maret 2022, yang menandakan bahwa ketimpangan di Indonesia mengalami penurunan.

Angka itu juga semakin mendekati rasio gini sebelum pandemi, tepatnya pada September 2019. Saat itu, nilai rasio gini Indonesia adalah 0,380. Angka itu kemudian naik saat pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) melanda sejak Maret 2020, seperti tampak pada diagram di atas.

Untuk diketahui, rasio gini berkisar dari angka 0 hingga 1. Apabila nilainya semakin mendekati 1, maka rasio gini semakin tinggi, yang menandakan bahwa ketimpangan tergolong tinggi. Seperti tampak di atas, tren tingkat ketimpangan di wilayah perkotaan lebih tinggi dibanding pedesaan.

 

Salah satu indikator lainnya adalah distribusi pengeluaran. BPS membagi distribusi pengeluaran penduduk Indonesia menjadi tiga kelompok, yakni 40 persen terbawah, 40 persen menengah, dan 20 persen teratas. Pada periode September 2022, distribusi pengeluaran kelompok 40 persen terbawah menyumbang 18,24 persen dari total pengeluaran penduduk Indonesia. Berdasarkan standar Bank Dunia, maka angka itu menandakan ketimpangan di Indonesia rendah. 

Untuk diketahui, Bank Dunia membagi tingkat ketimpangan sebanyak tiga golongan berdasarkan pendapatan. BPS menggunakan acuan yang sama, tetapi berdasarkan pengeluaran. Ketimpangan rendah apabila distribusi pengeluaran 40 persen terbawah di atas 17 persen, ketimpangan sedang jika sumbangan pengeluaran 40 persen terbawah pada rentang 12-17 persen, dan ketimpangan tinggi jika sumbangan pengeluaran kelompok yang sama di bawah 12 persen.

Sama seperti rasio gini, ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibanding pedesaan jika diukur berdasarkan pengeluaran. Distribusi pengeluaran kelompok 40 persen terbawah perkotaan hanya menyumbang 17,19 persen di September 2022 dibanding pedesaan, yang menyumbang 21,06 persen.

Penurunan tingkat ketimpangan terjadi bersamaan dengan kenaikan tingkat kemiskinan di periode yang sama. BPS melaporkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 adalah 9,57 persen, naik dari 9,54 persen di Maret 2022.