Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ancaman Karhutla di Tahun 2023

Rabu, 4 Oktober 2023 21:16 WIB

Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin memberikan kode saat berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Di tengah fenomena cuaca panas terik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia tentang potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Wilayah-wilayah tersebut antara lain Jambi, sebagian wilayah Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan sebagian wilayah Lampung.

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kegiatan belajar mengajar di sekolah pun terpaksa dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal ini karena efek laporan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang semakin meningkat, yang diduga akibat kabut asap yang disebabkan karhutla. Selain itu, kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan juga telah mencemari langit di negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.

Berdasarkan estimasi lembaga swadaya masyarakat Yayasan Madani Berkelanjutan, total luas lahan indikatif terbakar di Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2023 telah mencapai 250 ribu lebih hektar. Visualisasi di atas menunjukkan bahwa luas area yang terbakar terus meningkat sejak bulan Mei.

Sebagian besar lahan yang terindikasi terbakar merupakan lahan dengan jenis area penggunaan lain dan hutan produksi. Salah satu penyebab utama karhutla adalah pembakaran lahan dengan tujuan untuk membuka lahan, yang selama ini terjadi di dua wilayah tersebut.

Sedangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa total luas area kebakaran hutan dalam periode yang sama mendekati angka 270 ribu hektar, lebih besar dibanding estimasi Yayasan Madani Berkelanjutan. Angka itu bahkan telah mengalahkan total luas area karhutla pada tahun lalu. 

Sejumlah provinsi mencatatkan area hutan dan lahan terbakar relatif lebih luas dibanding provinsi lain, seperti Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, NTT, Kalimantan Barat, dan Papua. Bahkan ada pula wilayah yang sebelumnya bebas karhutla, di tahun ini turut  mencatatkan area hutan terbakar, yakni Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bali.