Karyawan menyiapkan nikel kering yang akan dikemas sebelum diekspor di pabrik pengolahan milik PT VALE Indonesia di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat 28 Juli 2023. Produksi utama PT VALE Indonesia Tbk yaitu nikel matte dengan kandungan nikel 76 - 80 persen, cobalt 1 persen, sulfur 20 persen serta materi lainnya. ANTARA FOTO/Jojon
Harga nikel menurun pada tahun 2023. Berdasarkan data Bank Dunia, rata-rata harga logam ini pada tahun 2023 adalah US$ US$ 21.521 per ton, padahal harganya di tahun 2022 mampu menembus US$ 25 ribu per ton.
Harga nikel yang jeblok terlihat sepanjang tahun 2023 lalu. Berdasarkan data harga acuan nikel Indonesia yang dirilis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, harga nikel hampir konstan menurun sejak Februari 2023. Data lainnya dari Bank Dunia menunjukkan tren serupa, seperti tampak pada visualisasi di bawah.
Mengutip laporan Koran Tempo edisi 23 Januari 2024, Analis riset PT Mirae Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, menyebut bahwa penurunan harga nikel adalah konsekuensi dari kelebihan suplai. Padahal, Cina sebagai salah satu negara konsumen nikel terbesar di dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi.
Di sisi lain, pamor nikel sebagai salah satu bahan utama baterai kendaraan listrik juga ikut merosot. Laporan Badan Energi Internasional (EIA) menyebut bahwa penggunaan baterai kandungan tinggi nikel pada kendaran listrik ringan mengalami penurunan sejak 2020, meski masih menjadi yang paling populer. Di sisi lain, baterai berbahan baku Lithium Ferro-Phosphate (LFP) mengalami kenaikan pamor.
