Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Tren Harga Pangan Menjelang Bulan Ramadan?

Senin, 26 Februari 2024 16:47 WIB

Warga antre mendapatkan jatah pembelian beras murah dalam Operasi Pasar Beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan di Kantor Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat 23 Februari 2024. Sebanyak 10 ton beras didistribusikan dalam operasi pasar dibanderol seharga Rp 53.000 untuk kemasan 5 kilogram dengan maksimal pembelian dua kemasan. TEMPO/Tony Hartawan

Menjelang bulan Ramadan, kenaikan harga pangan menjadi salah satu fenomena yang umum terjadi. Di tahun ini, komoditas pangan yang saat ini tercatat mengalami kenaikan harga adalah beras, cabai, minyak goreng, dan telur ayam.

Visualisasi di bawah menggambarkan tren inflasi bulanan kelompok bahan makanan sejak 2019 hingga 2023. Inflasi bulanan bahan makanan dapat menjadi indikator untuk melihat pergerakan harga komoditas pangan menjelang dan saat Ramadan.

Pada April 2019—sebulan menjelang Ramadan—-harga pangan saat itu naik 1,45 persen dibanding bulan sebelumnya. Pada bulan berikutnya, bahan makanan mengalami kenaikan harga bulanan sebesar 2,02 persen.

Setelah 2019, lonjakan tinggi harga pangan menjelang Ramadan hanya terjadi di tahun 2022. Saat itu, harga pangan di bulan Maret 2022 atau sebulan sebelum Ramadan naik 1,76 persen dibanding bulan sebelumnya, kemudian kembali naik 2,05 persen di bulan selanjutnya. Di tahun 2020, 2021, dan 2023, kenaikan harga pangan menjelang dan saat Ramadan tidak pernah melewati angka 1 persen.

Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan, kenaikan harga menjelang Ramadan merupakan siklus tahunan. 

“Sebab tingginya permintaan, sementara dari sisi suplai relatif tetap,” katanya kepada Tempo pada Rabu, 21 Februari 2024.