Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Panas Landa Indonesia, Bagaimana Perkembangan Suhu Udara tiap Bulan?

Senin, 13 Mei 2024 14:15 WIB

Pedagang kaki lima berjualan menggunakan tenda payung menghindari terik matahari di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Fenomena cuaca panas yang terjadi di Indonesia merupakan fenomena yang bersiklus terjadi setiap tahun sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari. TEMPO/Subekti.

Cuaca panas melanda berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Didi Satiadi, menyebut bahwa Indonesia bersama beberapa negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan tengah menghadapi peningkatan suhu udara, meski suhu di Indonesia tidak sepanas negara-negara lain.

Cuaca panas tersebut dapat membantu proses pengeringan gabah sehingga dapat meningkatkan jumlah beras yang dihasilkan saat penggilingan. Di sisi lain, cuaca panas dapat mengancam produksi beras pada bulan-bulan mendatang, khususnya bagi daerah yang mengandalkan sawah tadah hujan.

Berdasarkan laporan anomali suhu udara terbaru yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara rata-rata dari 115 stasiun pengamatan pada bulan April lalu mencapai 27,7 derajat Celsius. Meski musim hujan saat itu masih berlangsung di beberapa daerah, suhu udara pada April 2024 pun lebih tinggi dibanding suhu udara pada bulan yang sama pada tiga tahun sebelumnya.

Selain itu, anomali suhu yang dihasilkan pada April 2024 juga menjadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir, yakni positif 0,89 derajat Celsius. Anomali berarti perubahan suhu udara waktu tertentu dibandingkan dengan rata-rata suatu periode normal. BMKG menggunakan rata-rata suhu periode 30 tahun, sehingga nilai anomali di atas didapatkan dari perbandingan suhu udara April 2024 dengan rata-rata April 1991-2020. 

Suhu udara sepanjang empat bulan pertama tahun ini selalu lebih tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya, seperti terlihat pada grafik interaktif di atas. Berkaca pada tren suhu udara pada 2021 hingga 2023, suhu di bulan Mei lebih tinggi dibandingkan suhu bulan April, sehingga tidak tertutup kemungkinan cuaca panas masih akan berlanjut. 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan sekitar 63,66 persen zona musim di Indonesia akan memasuki periode kemarau mulai bulan ini hingga Agustus 2024. Sedangkan wilayah lainnya masih melalui periode peralihan musim atau pancaroba.