Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jumlah Tes Covid-19 Selama PPKM Darurat: Fluktuatif dan Tidak Memenuhi Target

Rabu, 21 Juli 2021 20:19 WIB

Berdasarkan pengolahan rekapitulasi data KawalCovid-19, rata-rata harian orang yang dites untuk mendeteksi Covid-19 selama PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 mencapai 139.360 orang. Sedangkan rata-rata spesimen yang diuji mencapai 191.881 spesimen. Jumlah tes maupun jumlah spesimen itu masih jauh dari target yang ditetapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelum pemberlakuan PPKM Darurat Jawa-Bali.

“Kita akan meningkatkan testing (dan) tracing kita sampai 3 sampai 4 kali lipat dari sekarang menjadi sekitar 500 ribu tes per hari,” ujar Budi Gunadi pada konferensi pers daring, Kamis, 1 Juli 2021.

 

Jumlah tes selama PPKM Darurat pun belum cukup mengimbangi kecepatan jumlah kasus harian dalam periode yang sama. Selama 18 hari PPKM Darurat, rasio kenaikan kasus Covid-19 harian mencapai 34 persen, sedangkan rasio kenaikan tes harian hanya 20 persen.

Selama PPKM Darurat berlaku, tidak pernah sehari pun jumlah tes mencapai 200 ribu orang. Jumlah tes harian selama PPKM Darurat menunjukkan tren fluktuatif alias naik-turun. Bahkan dalam 3 hari terakhir, jumlah tes menunjukkan penurunan. Tren fluktuatif juga terjadi pada angka spesimen yang diuji. Jumlah spesimen yang diuji dalam sehari pun tidak pernah mencapai angka 300 ribu.


 

Dengan positivity rate yang masih 29 persen, pemerintah punya pekerjaan rumah untuk meningkatkan jumlah tes harian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan angka maksimal  positivity rate sebesar 5 persen. Positivity rate yang melampaui standar tersebut tidak hanya menunjukkan tingkat penularan penyakit yang tinggi, tetapi juga cakupan tes yang masih kurang.

Meningkatkan jumlah tes menjadi salah satu cara untuk mendapatkan ukuran yang dipakai dalam upaya mengurangi penyebaran Covid-19. Para analis kebijakan di lembaga think-thank Center for Global Development (CGD) menyebut, peningkatan jumlah tes Covid-19 menjadi hal wajib untuk mengetahui jumlah kasus Covid-19 sebenarnya dalam suatu populasi.

“Apabila dilakukan dengan cepat, tes yang diikuti dengan pelacakan kontak yang efektif dapat membantu menghentikan penyebaran wabah,” kata mereka. Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman pun mengatakan Indonesia saat ini setidaknya harus melakukan tes hingga 1 juta spesimen per hari.

India dapat menjadi contoh negara yang sukses menerapkan tes yang masif. Sehingga hasil tes dapat dijadikan salah satu ukuran dalam upaya menurunkan kasus Covid-19. Pada bulan April hingga Mei lalu, negara itu mengalami ledakan kasus hingga ratusan ribu dalam sehari. India lantas meningkatkan jumlah tesnya menjadi sekitar 1 sampai 2 juta spesimen per hari. Bahkan menurut proyek riset Our World in Data, pada tanggal 2 hingga 6 Juni 2021, India melakukan tes hingga 3 juta lebih spesimen per hari.

Dengan jumlah tes yang tinggi, India pun kini berhasil menurunkan positivity rate. Sejak bulan Juni, positivity rate India telah berada di bawah 5 persen. Selain itu, India juga masih mempertahankan angka tes mereka di atas 1 juta spesimen. Pada 19 Juli 2021, India tercatat melakukan tes sebanyak 1,46 juta spesimen, yang merupakan terbanyak di dunia.