Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Negara yang Paling Bergantung Terhadap Bahan Bakar Fosil

Kamis, 3 Agustus 2023 19:59 WIB

Sejumlah "Heavy Dump Truck" membawa muatan batu bara di kawasan tambang airlaya milik PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa, 16 November 2021. KTT Iklim COP26 di Glasgow akhirnya membuahkan draf (rancangan) kesepakatan ketiga terkait penghapusan batu bara secara bertahap dan mengakhiri subsidi untuk bahan bakar fosil. ANTARA/Nova Wahyudi

Krisis iklim yang ditimbulkan oleh tingkat emisi global yang tinggi telah memunculkan wacana untuk meninggalkan bahan bakar fosil. Sekitar dua tahun lalu, pada Konferensi Iklim ke-26 (COP26) telah disepakati poin untuk mempercepat upaya menuju bebas pembangkit listrik tenaga batu bara dengan penurunan bertahap (phasing down) alih-alih penghentian total (phasing out).

Poin tersebut muncul usai protes dari negara-negara berkembang seperti India dan Cina. Dua negara tersebut memang sangat bergantung pada batu bara, seperti tampak pada visualisasi di bawah. Bersama dengan Afrika Selatan, konsumsi energi di tiga negara tadi sekitar lebih dari 50 persennya disuplai oleh batu bara.

Indonesia juga termasuk negara pengguna batu bara terbesar di dunia. Sekitar 45 persen energi yang dihasilkan di Indonesia berasal dari pembakaran mutiara hitam tersebut. Secara keseluruhan, 90 persen konsumsi energi di Indonesia disokong oleh baha bakar fosil, sisanya diperoleh dari tenaga air dan energi terbarukan lainnya.

Sebagian besar negara di dunia masih menggunakan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Selain batu bara, energi fosil juga berasal dari minyak bumi dan gas alam. Bahan bakar fosil dinilai sebagai sumber energi yang murah dan berlimpah, terutama bagi negara-negara berkembang.

Namun tentu bahan bakar fosil juga menghasilkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Dalam sebuah riset yang dirilis di situs Our World in Data, disebutkan bahwa bahan bakar fosil menghasilkan emisi global serta tingkat kematian yang lebih tinggi dibanding energi terbarukan.