Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kembali Menurun, Neraca Perdagangan RI pada Desember 2021 Masih Surplus

Rabu, 19 Januari 2022 16:44 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2021 mengalami surplus US$ 1,02 miliar. Keuntungan itu didapat dari pengurangan nilai ekspor sebesar US$ 22,38 miliar dengan nilai impor sejumlah US$ 21,36 miliar.

Catatan itu membuat Indonesia kembali menikmati surplus perdagangan untuk 20 kali secara berturut-turut. Namun nilainya kembali menurun dari surplus neraca perdagangan di bulan sebelumnya yang mencapai US$ 3,51 miliar.

Dibandingkan secara tahun ke tahun (year-on-year) dengan Desember 2020, maka neraca perdagangan Desember 2020 juga mengalami penurunan, yakni sebesar 51,4 persen. Namun, ekspor dan impor Indonesia mengalami peningkatan nilai di periode Desember 2021 dibanding tahun sebelumnya.

 

Berdasarkan nilai transaksi dengan negara mitra dagang, Indonesia kembali membukukan surplus atas Amerika Serikat (AS), yakni sebesar US$ 1,7 miliar. Surplus juga terjadi pada transaksi dagang dengan Filipina dan India.

Sedangkan defisit perdagangan Indonesia terbesar didapat dari hubungan ekspor impor dengan Cina, yakni sebanyak US$ 1,13 miliar. Meski Cina merupakan tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia, tetapi nilainya masih dalam tren menurun. Di sisi lain, nilai impor barang nonmigas dari Cina pada Desember 2021 kembali meningkat.

 

Secara keseluruhan, neraca perdagangan di tahun 2021 mengalami surplus US$ 35,34 miliar.

“Kalau dibandingkan dengan 2020, 2019 bahkan sampai 2016, surplus neraca perdagangan pada 2021 adalah yang paling tinggi selama lima tahun terakhir,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual Senin, 17 Januari 2022.

Sektor migas mengalami defisit US$ 13,25 miliar selama periode Januari-Desember 2021. Sedangkan sektor nonmigas mencatatkan hasil sebaliknya, yakni surplus US$ 48,59 miliar.