Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan di Januari 2022

Kamis, 17 Februari 2022 17:01 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia meraih untung dari neraca perdagangan pada Januari 2022. Di bulan itu, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 932,9 juta.

Nilai surplus perdagangan didapat dari selisih nilai ekspor dengan nilai impor di satu periode. Untuk diketahui, Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 19,16 milar dan nilai impor US$ 18,23 miliar di Januari 2022.

Dengan hasil itu, Indonesia kembali menikmati surplus perdagangan untuk 21 kali secara berturut-turut. Namun nilai surplus perdagangan Indonesia kembali menurun dari torehan di bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,02 miliar.

Sama seperti ekspor dan impor, tren penurunan nilai juga terjadi pada neraca perdagangan di awal tahun bila dibandingkan akhir tahun sebelumnya dalam 2 tahun terakhir. Tren itu terlihat pada grafik interaktif di atas.

Penurunan nilai neraca perdagangan juga menurun bila dibandingkan secara tahun ke tahun (year-on-year) dengan Januari 2021. Di bulan itu, Indonesia berhasil meraup keuntungan dari perdagangan barang bilateral sebesar US$ 1,96 miliar.

Meski demikian, nilai ekspor dan impor Indonesia di Januari 2022 masing-masing mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Nilai ekspor meningkat 25,31 persen, sedangkan nilai impor naik 36,77 persen.

 

Berdasarkan nilai transaksi perdagangan nonmigas dengan negara mitra dagang, Indonesia kembali membukukan surplus atas Amerika Serikat (AS), yakni sebesar US$ 1,96 miliar. Nilai itu menjadi yang tertinggi dibanding perdagangan dengan negara-negara lain. Surplus juga kembali terjadi pada transaksi dagang dengan Filipina dan India.

Sedangkan defisit perdagangan nonmigas Indonesia terbesar kembali didapat dari hubungan dagang dengan Cina, yakni sebanyak US$ 2,23 miliar. Meski Cina merupakan mitra dagang terbesar, dengan menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia dan menguasai impor nonmigas Indonesia, impor produk nonmigas Cina bernilai lebih besar dari ekspor nonmigas Indonesia ke negeri tersebut.